DI ATAS TRUK, BOCAH INI DITODONG PISAU DAN DIKEROYOK PULUHAN ANAK PUNK

JOMBANG - Habib Jamaludin (18), warga Desa Baleturi, Kecamatan Prambon, Nganjuk, menjadi korban penganiayaan, Sabtu (23/4/2016), sekitar pukul 7.00 WIB. Dia dihajar beramai-ramai oleh puluhan anak punk. Bahkan korban juga sempat ditodong menggunakan pisau dan akan dibunuh. Aksi kekerasan itu terjadi di atas truk yang sedang melaju.

Habib bisa meloloskan diri setelah menyerahkan ponsel miliknya. Dia kemudian melompat dari atas truk saat kendaraan itu berjalan pelan di pertigaan Jalan Raya Ngrandu, Kecamatan Perak, Jombang. Korban lantas melaporkan petaka yang dialaminya ke polisi.

"Korban mengalamai luka memar dan lebam di bagian kepala. Saat ini korban dirawat di Puskesmas Bandar Kedungmulyo. Sementara pelaku yang sempat kabur berhasil kita tangkap," ujar Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang Iptu Dwi Retno Suharti.

Retno menjelaskan, peristiwa itu berawal ketima Habib berada di alun-alun Jombang. Habib hendak pulang ke rumahnya di Nganjuk. Karena tidak punya uang, pelajar salah satu sekolah di kota santri ini kemudian numpang truk. Sekitar 500 meter, yakni di perempatan Pandanwangi, tiba-tiba sekelompok remaja berpakaian serba hitam naik ke atas bak truk. Jumlahnya sebanyak 32 anak.

Penggemar musik punk ini hendak ke Nganjuk untuk menyaksikan konser. Mengetahui ada Habib yang sedang tiduran di atas truk terperanjat, para remaja itu berulah. Mereka menggeledah saku celana korban. Habib melawan. Nah hal itulah yang membuat pelaku emosi dan mengeroyok korban beramai-ramai. Bahkan salah satu pelaku mengancam membunuh Habib jika tidak menyerahkan ponsel. Pisau itu menempel di leher korban.

Karena kalah jumlah, korban menyerah. Ponsel miliknya kemudian diserahkan ke komplotan berkaus hitam itu. Sementara Habib turun di pertigaan Ngrandu. "Korban kemudian melapor ke pos polisi di Ngrandu. Sedangkan para pelaku dihentikan di depan Polsek Bandar Kedungmulyo," tambah Retno.

Puluhan anak punk itu hanya bisa pasrah ketika dibawa ke Polres Jombang guna pemeriksaan. Dari 32 remaja, sebanyak enam orang yang diduga sebagai pelaku. Mereka menjalani pemeriksaan intensif di ruang Satreskrim. "Barang bukti yang kita aman sebilah pisau dan satu unit ponsel," kata Retno sembari mengatakan bahwa anak punk itu sebagian besar berasal dari Pasuruan.

Share this post